Masa-masa duduk di bangku SMA sangat
menyenangkan. Aku menuntut ilmu dengan semangat mulai pagi hingga siang. Terik matahari yang
menyengat kuhiraukan. Aku, guru dan teman-teman akan berangkat ke Bali besok
yang di rencanakan pukul 3 sore.
Pukul 13.30 bel berbunyi pertanda
pulang. Aku di sibukkan untuk persiapan besok. Mulai dari peralatan mandi
sampai makanan ringan kubawa. Semoga ini cukup untuk berlibur selama 3 hari.
Tak selang kemudian hujan turun. Dengan
cuaca yang tidak mendukung, apakah keberangkatan tetap di laksanakan?. Rasa
dingin terus menyelimutiku. Aku pun berniat untuk membatalkan rencana itu
“bu
aku tidak ikut study tour ya”? ujar aku.
“jangan
begitu nak, study tour merupakan program sekolah, kamu sebagai siswa harus mengikutinya.
Lagipula Bali merupakan Pulau Dewata yang diincar untuk dikunjungi oleh turis
domestic maupun turis asing” jawab ibu.
“Cuacanya
kan hujan bu?” jawab aku.
“kan
kita punya jas hujan, jangan khawatir nanti ibu antar” jawab ibu.
“iya
bu” jawab aku.
Hujan turun semakin lebat. Aku enggan
berangkat sebelum hujan reda. Aku pun bersantai-santai sambil menikmati
secangkir the hangat.
Tak
terasa pukul 15.05. Hujan pun tak kunjung reda. Akhirnya aku menghubungi
temanku.
“Assalamu’alaikum”
ujar aku.
“Walaikumsalam”
jawab Dekka.
“Kamu
dimana bro” ujar aku.
“Aku
sekarang di sekolah. Cepat kesini guru-guru dan teman sudah kumpul” jawab Dekka
“Iya,
aku segera kesana” ujar aku.
Rasa panikku tak terhindarkan. Aku
takut jika ketinggalan bis. Aku dan ibuku bergegas pergi ke sekolah.
Sepeda motor melaju dengan cepat
diiringi hujan lebvat. Rasa hati yang tadinya senang menjadi gundah, berharap
semoga tidak ketinggalan bis.
Tak lama kemudian, sampai di
pertengahan jalan ban sepeda motor
bocor. Aku pun semakin gundah. Aku dan ibuku menuntun sepeda motor dengan
pasrahnya. Kemudian aku bertemu dengan seseorang.
“Pak,
tambal ban terdekat di mana” ujar aku.
“Disana
nak, kira-kira 200 meter di sebelah kanan jalan” jawab bapak tua.
“Terima
kasih pak” ujar aku.
“Iya
nak, sama-sama” jawab bapak tua.
Akhirnya
sampai juga di tambal ban.
“Mas
ban belakang bocor” ujar ibu.
“Iya
bu, akan saya perbaiki,
Wah
ternyata bocornya parah, bannya harus diganti” ujar mas
“Ini
mas uangnya, tolong segera di belikan” ujar ibu.
“baik
ibu” jawab mas
Hujan tak kunjung henti dengan cobaan
yang terus menghampiri, aku mulai pasrah jika Tuhan tidak mengizinkanku
berangkat rekreasi.
“Nak,
agar kamu tidak terlambat, coba kamu hubungi bapak, nanti biar bapak yang
mengantarkan ke sekolah” ujar ibu.
“Iya
bu” jawab aku.
Kuhubungi nomor bapak, entah tau kenapa
tidak diangkat, mungkin bapak sedang istirahat. Akhirnya aku dan ibuku menunggu
hingga selesai.
10 menit kemudian ban sepeda motor pun
selesai. Aku dan ibu melanjutkan perjalanan dan aku pun kembali menghubungi teman.
“Belum
berangkat bro” ujar aku.
“Cepat
kesini sebentar lagi berangkat. Guru dan teman-teman sedang memanjatkah do’a”
Jawab Dekka.
Ketika mesin bis di hidupkan,
Alhamdulillah aku sampai di sekolah dengan selamat. Aku pun mencium tangan ibu.
Akhirnya aku beserta rombongan
berankat. Dari luar kaca ibu berkata “hati-hati nak, jaga kesehatan, jangan
lupa selalu berdo’a kepada Allah di perjalanan maupun setelah sampai tujuan”
dan aku menjawab “iya bu”.
Keesokan harinya sampailah di Pulau Dewata
yang indah. Aku takjub akan keindahan Pulau itu, dan aku bersyukur telah sampai
di Pulau ini dengan selamat dan menikmati keagungan ciptaan Tuhan.
SELESAI
No comments:
Post a Comment