Pages

Thursday, 8 November 2012

Terjebak Hujan



TERJEBAK HUJAN

Masa-masa duduk di bangku SMA sangat menyenangkan. Aku menuntut ilmu dengan semangat mulai  pagi hingga siang. Terik matahari yang menyengat kuhiraukan. Aku, guru dan teman-teman akan berangkat ke Bali besok yang di rencanakan pukul 3 sore.

Pukul 13.30 bel berbunyi pertanda pulang. Aku di sibukkan untuk persiapan besok. Mulai dari peralatan mandi sampai makanan ringan kubawa. Semoga ini cukup untuk berlibur selama 3 hari.

Tak selang kemudian hujan turun. Dengan cuaca yang tidak mendukung, apakah keberangkatan tetap di laksanakan?. Rasa dingin terus menyelimutiku. Aku pun berniat untuk membatalkan rencana itu
“bu aku tidak ikut study tour ya”? ujar aku.
“jangan begitu nak, study tour merupakan program sekolah, kamu sebagai siswa harus mengikutinya. Lagipula Bali merupakan Pulau Dewata yang diincar untuk dikunjungi oleh turis domestic maupun turis asing” jawab ibu.
“Cuacanya kan hujan bu?” jawab aku.
“kan kita punya jas hujan, jangan khawatir nanti ibu antar” jawab ibu.
“iya bu” jawab aku.

Hujan turun semakin lebat. Aku enggan berangkat sebelum hujan reda. Aku pun bersantai-santai sambil menikmati secangkir the hangat.
Tak terasa pukul 15.05. Hujan pun tak kunjung reda. Akhirnya aku menghubungi temanku.
“Assalamu’alaikum” ujar aku.
“Walaikumsalam” jawab Dekka.
“Kamu dimana bro” ujar aku.
“Aku sekarang di sekolah. Cepat kesini guru-guru dan teman sudah kumpul” jawab Dekka
“Iya, aku segera kesana” ujar aku.

Rasa panikku tak terhindarkan. Aku takut jika ketinggalan bis. Aku dan ibuku bergegas pergi ke sekolah.

Sepeda motor melaju dengan cepat diiringi hujan lebvat. Rasa hati yang tadinya senang menjadi gundah, berharap semoga tidak ketinggalan bis.

Tak lama kemudian, sampai di pertengahan jalan  ban sepeda motor bocor. Aku pun semakin gundah. Aku dan ibuku menuntun sepeda motor dengan pasrahnya. Kemudian aku bertemu dengan seseorang.
“Pak, tambal ban terdekat di mana” ujar aku.
“Disana nak, kira-kira 200 meter di sebelah kanan jalan” jawab bapak tua.
“Terima kasih pak” ujar aku.
“Iya nak, sama-sama” jawab bapak tua.
Akhirnya sampai juga di tambal ban.
“Mas ban belakang bocor” ujar ibu.
“Iya bu, akan saya perbaiki,
Wah ternyata bocornya parah, bannya harus diganti” ujar mas
“Ini mas uangnya, tolong segera di belikan” ujar ibu.
“baik ibu” jawab mas

Hujan tak kunjung henti dengan cobaan yang terus menghampiri, aku mulai pasrah jika Tuhan tidak mengizinkanku berangkat rekreasi.
“Nak, agar kamu tidak terlambat, coba kamu hubungi bapak, nanti biar bapak yang mengantarkan ke sekolah” ujar ibu.
“Iya bu” jawab aku.

Kuhubungi nomor bapak, entah tau kenapa tidak diangkat, mungkin bapak sedang istirahat. Akhirnya aku dan ibuku menunggu hingga selesai.

10 menit kemudian ban sepeda motor pun selesai. Aku dan ibu melanjutkan perjalanan dan aku pun kembali menghubungi teman.
“Belum berangkat bro” ujar aku.
“Cepat kesini sebentar lagi berangkat. Guru dan teman-teman sedang memanjatkah do’a”
 Jawab Dekka.

Ketika mesin bis di hidupkan, Alhamdulillah aku sampai di sekolah dengan selamat. Aku pun mencium tangan ibu.

Akhirnya aku beserta rombongan berankat. Dari luar kaca ibu berkata “hati-hati nak, jaga kesehatan, jangan lupa selalu berdo’a kepada Allah di perjalanan maupun setelah sampai tujuan” dan aku menjawab “iya bu”.

Keesokan harinya sampailah di Pulau Dewata yang indah. Aku takjub akan keindahan Pulau itu, dan aku bersyukur telah sampai di Pulau ini dengan selamat dan menikmati keagungan ciptaan Tuhan.



SELESAI

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogger templates

Visitors Statistic